Kabar Terbaru Bromo : Bromo Semburkan Asap Pekat Campur Abu Gunung
Sejak tengah malam tadi, aktivitas Gunung Bromo mengkhawatirkan.
Bromo Siaga (SP/Ikhsan Mahmudi) |
SURABAYA POST – Status Gunung Bromo di Probolinggo semakin mengkhawatirkan. Gunung api yang sejak akhir Oktober lalu berstatus waspada, sejak Senin (22/11) tengah malam sekitar pukul 23.00 meningkat menjadi Siaga.
“Benar, sejak tadi malam sekitar pukul sebelas malam, status Bromo meningkat menjadi siaga,” ujar Mulyono, petugas Pos Pengamatan Gunung Bromo, Selasa, 23 November 2010 siang tadi.
Peningkatan aktivitas Gunung Bromo ditandai dengan meningkatnya gempa tremor. “Gempa tremor atau besaran amplitudonya saat masih berstatus waspada berkisar 1-1,5 milimeter, sejak tadi malam meningkat menjadi 20-30 milimeter,” ujarnya.
Selain itu melalui pengamatan visual dari pos yang bersebelahan dengan Hotel Lava View itu, juga terlihat semburan asap lebih pekat. “Semburan asap Bromo yang berwarna kecoklatan semakin pekat karena bercampur dengan partikel abu gunung,” ujar Mulyono.
Ditanya apakah sudah ada rekomendasi agar warga mengungsi, Mulyono mengatakan, belum tahu. “Yang jelas, laporan peningkatan status Gunung Bromo ini selalu kami laporkan ke kantor pusat di Bandung,” ujarnya.
Terkait peningkatan aktivitas gunung, pihak Pos Pengamatan Gunung Bromo sementara ini hanya bisa mengimbau, wisatawan menjauh dari kaki atau kawah Bromo. “Kalau sebelumnya radius aman berjarak sekitar 1 kilometer, sekarang ini kami imbau wisatawan menjauh hingga 3 kilometer,” ujar Mulyono.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kab. Probolinggo, Tutug Edi Utomo dihubungi terpisah membenarkan, peningkatan status Gunung Bromo. “Kami memperoleh informasi status Gunung Bromo meningkat, makanya kami sekarang meninjau langsung objek wisata Bromo,” ujarnya, Selasa siang.
Soal jarak aman bagi wisatawan terkait status Bromo, Tutug menyarankan, wisatawan tidak usah turun ke Laut Pasir Bromo.
“Setelah saya cek ke lapangan, radius aman 3 kilometer itu sampai di bibir Laut Pasir di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura,” ujar Tutug.
Karena itu wisatawan disarankan menikmati panorama Bromo cukup dari Cemorolawang. Sementara wisatawan dari arah Pasuruan, bisa menyaksikan panorama Bromo dari ketinggian Gunung Pananjakan di Tosari.
“Sebenarnya masih ada kawasan aman untuk wisatawan yakni dari bukit di Dusun Seruni, Desa Ngadisari atau yang popular dengan sebutan Pananjakan II,” ujar mantan Kabag Kominfo itu.
Tutug mengakui, di hari-hari biasa wisatawan ke Gunung Bromo melalui Probolinggo memang sedikit, mencapai puluhan orang.
“Biasanya di hari libur atau akhir pekan, jumlah wisatawan bakal meningkat menjadi ratusan hingga ribuan orang,” ujarnya.
Terkait peningkatan status Bromo menjadi siaga, Disbudpar akan memasang rambu-rambu bagi wisatawan. “Selain memasang rambu-rambu, kami juga menyebarkan informasi soal status Bromo melalui paguyuban jip wisata, pemilik kuda tunggangan, hingga PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia),” ujarnya.
Ikhsan Mahmudi