Kabar Terbaru Bromo : Bromo Terus Muntahkan Material Vulkanik
Radius 3 kilometer dari kawah gunung masih dinyatakan steril.
Letusan Gunung Bromo di Jawa Timur masih terus berlangsung. Sejak erupsi pertama yang terjadi pada Jumat, 26 November 2010 pukul 17.40 WIB, hingga Minggu 28 November 2010 pagi, Gunung Bromo masih terus memuntahkan asap dan material vulkanik lainnya.
Informasi dari Pos Pemantau, gempa vulkanik dan aktivitas tremor juga masih tetap terjadi. Berdasarkan pantauan visual, asap tebal kehitaman dengan ketinggian 600-700 meter ke luar dari kawah gunung. Asap bertiup ke arah barat daya, ke kota Malang.
Setidaknya hari ini sejak pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, telah terjadi gempa vulkanik dangkal sebanyak delapan kali. "Amplitudo maksimal 30-40 milimeter, lama gempa 10-19 detik," ungkap Andi Arief, staf khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana.
Untuk gempa tremor terjadi secara beruntun dengan amplitudo maksimal 7-32 milimeter. Aktivitas Gunung Bromo ini yang masih bersifat minor ini membuat warga tak waspada. Warga di Kecamatan Poncokusumo, Malang, wilayah terdekat dengan Bromo terus melakukan langkah antisipasi.
"Kami sudah melakukan sosialisai. Tujuannya, agar semua warga memahami apa yang harus dilakukan saat Gunung Bromo dalam keadaan bahaya," kata Camat Poncokusumo, Malang Dwi Ilham saat dihubungi VIVAnews.
Sosialisasi itu antara lain, apa yang harus dilakukan warga jika harus dilakukan evakuasi. Sosialisasi salah satunya dilakukan di Dusun Jarak Ijo. Penduduknya yang berjumlah 469 orang mendapat arahan di rumah ketua RT. "Sosialisasi juga berbarengan dengan pembagian masker," kata terang Dwi Ilham.
Tak hanya itu, di seluruh wilayah Poncokusumo kini disiapkan kentongan. Ini untuk memudahkan penyampaian informasi, jika sewaktu-waktu ada bahaya.
Antisipasi juga dilakukan pihak Departemen Kesehatan. Tim yang dilengkapi rumah sakit lapangan dikirim ke wilayah Probolinggo.
Tim membawa satu ton obat-obatan, tiga ton makanan pengganti air susu ibu (ASI), 50 ribu masker ke Probolinggo, Pasuruan, dan Lumajang.
Saat ini Gunung Bromo telah dikategorikan dalam status "Awas".
Status ini ditetapkan sejak 23 Oktober 2010 lalu. Radius 3 kilometer dari kawah gunung masih dinyatakan steril.
Dosen Pasca Sarjana Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, dan peneliti di Pusat Studi Kebumian dan Bencana, Dr. Putu Artama, mengatakan karakteristik Bromo berbeda dengan Merapi. "Jika terjadi letusan, material yang dimuntahkan pasir dan abu dengan kisaran radius 6 sampai 10 kilometer," terang Putu,
Ini berbeda dengan material yang dimuntahkan Gunung Merapi berupa lava pijar dan bebatuan, juga awan panas 'wedhus gembel'.
******
Gunung Bromo diambil dari bahasa Sansekerta atau Jawa Kuno. Artinya Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu.
Gunung ini dikenal aktif dan sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.
Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah 800 meter (utara-selatan) dan 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 kilometer dari pusat kawah Bromo.
Bagi penduduk Bromo, suku Tengger, gunung ini dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo.
Selama abad ke-20, gunung yang terkenal sebagai tempat wisata itu meletus 106 kali. Dari jumlah letusan itu, hanya tiga kali terjadi letusan besar, yakni pada tahun 1974, 2004 dan 2010. Gunung Bromo meletus dengan interval waktu yang teratur, yaitu 30 tahun.
• VIVAnews
Posted by Unknown
on 1:49 AM.
Filed under
BREAKING NEWS,
Bromo
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0